Setiap Lelaki Memiliki Seorang Wanita yang Dicintai, Meskipun Dia Belum Terlahir atau Bahkan Tidak Terlahir di Dalam Rahim Mimpinya

Senin, Oktober 05, 2009

Adik, Mulai Makan ya ?

29 September 2009

Aku baru mau memarkir motorku di teras, saat istriku sudah berdiri di depan pintu. Ada si kecil Kinar digendongannya. Aku membalas senyuman istriku. Hati suami dan ayah mana yang tidak bahagia, saat pulang kerja seperti sore ini disambut senyuman istri dan celoteh si kecil Kinar. Belum sempat aku mencuci kaki, istriku sudah mencegatku dan berkata :
“Mas. Adik tadi udah mulai makan.”
“Bener ?” Tanyaku meyakinkan.
Kulihat istriku mengangguk.

Sebenarnya aku tidak begitu terkejut dengan berita ini, sebab dua hari yang lalu aku dan istriku sudah berbelanja produk biskuat bayi yang akan mulai kami berikan untuk melatih si Kinar. Ternyata banyak sekali produk makanan bayi bail itu biskuit ataupun bubur dengan keunggulan masing-masing. Ada yang bisa membuat bayi kita cerdas sebab di dalam produknya sudah terkandung suplemen-suplemen khusus macam DHA, omega 3 & 6 yang dapat membantu perkembangan otak. Ada juga yang diperkaya kalsium, zat besi dan fosfor. Di samping itu ada bubur bayi yang dapat membuat badan bayi cepat gemuk. Semua itu juga masih di beri rasa yang berbeda-beda seprti rasa pisang, jeruk, kacang ijo, beras merah dll. Semuanya serba instan. Aku jadi membayangkan bagaimana ibu-ibu kita dulu harus bersusah payah untuk membuat makanan kita saat bayi. Diantara berbagai produk yang ditawarkan akhirnya aku dan istri sepakat memilih biskuit Promina. Disamping mengandung banyak zat gizi yang diperlukan si kecil Kinar, juga harganya yang cukup terjangkau oleh kami.

Keputusan kami untuk mulai memberi makan pada usianya yang baru 5 bulan lebih, tidak lepas dari desakan ibuku sendiri, ibu mertua, kakak iparku dan juga orang sekitar kami. Aku pun sudah memberikan pengertian kepada mereka bahwa sesuai anjuran dokter, makanan padat baru boleh diberikan setelah usia 6, sebab saat itu pencernaan bayi sudah sempurna dan siap menerima makanan padat selain air. Dan itupun pemberiannya sedikit-sedikit. Tetapi orang tua selalu membandingkan kondisi sekarang dengan saat kami kecil dulu. Ibu mertuaku bilang keponakanku yang kini duduk di SMA, dulu sudah boleh makan saat usianya baru empat bulan. Malah jaman dulu ada yang baru seminggu udah makan nasi tim. Aku jadi geleng-gelengsaja mendengar mereka.

Tetapi pada akhirnya, aku dan istri sedikit mengalah. Pertimbanganku usia si kecil Kinar sudah 5 bulan lebih. Aku pikir usianya sudah mendekati bulan dan kurasa pencernaan mulai siap. Kedua biskuit yang kami beli juga sebagai pembelajaran bagi si kecil Kinar untuk mengenal makanan padat. Ketiga untuk tahap awal istriku hanya memberi porsi setengah potong biskuit dicampur susu perhari. Biar sistem pencernaannya tidak kaget. Meski pada hari pertama, nafsu makan si Kinar begitu lahap tetapi istriku tetap tidak menambahnya. Sebab kami menanti reaksi yang akan timbul. Kami berharap moga-moga tidak terjadi sesuatu pada pencernaan si kecil Kinar.

Jam sudah menunjukkan pukul 17.30. Istriku sudah membawa masuk si kecil Kinar. Aku bergegas masuk ke dalam rumah dan seperti biasa mencuci kaki di bawah keran. Sepuluh menit kemudian aku sudah asyik bercanda dengan gadis kecilku. Rasanya waktu yang ada tidak cukup untuk mengganti waktu yang telah terbuang begitu lama.
Kinar, moga-moga keputusan ayah tepat untuk memberi kamu makan sebelum waktunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar